Selasa, 17 Mei 2011

Kendalikan Suhu dengan HTR dan HTI

foto ilustrasi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dinas Kehutanan Bangka Belitung mengklaim sudah berupaya mengembalikan fungsi hutan Bangka Beltung yang rusak dengan penggiatan Hutan Tanam Industri (HTI) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Pasalnya kerusakan hutan di Bangka Belitung memicu meningkatnya suhu udara.

Kepala Dinas Kehutanan Bangka Belitung Andri Wahyono mengungkapkan pihaknya sudah berusaha mengembalikan fungsi hutan. Sejumlah kebijakan seperti pencadangan hutan tanaman rakyat (HTR) dan Hutan Tanaman Industri (HTI) dilakukan untuk menyelamatkan fungsi hutan.

Andri Wahyono mengatakan pencadangan ini dimaksudkan dalam upaya penyelamatan kawasan hutan Bangka Belitung. Dimana kondisi hutan Bangka Belitung dalam keadaan rusak dan kritis.

Berdasarkan Citra Landsat ETM 7+ Tahun 2009 oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa Cerucuk dari total 648.858,9 Ha hutan Bangka Belitung, 49,87 persen hutan tersebut mengkhawatirkan.

Hutan konservasi Bangka Belitung yang seluas 33.637,3 Ha kondisinya 468,35 Ha sanggat kritis, 6.695,03 kritis Ha dan seluas 12.203,46 Ha agak kritis. Sementara hutan lindung di Bangka Belitung juga mirip, kondisinya juga mengkhawatirkan yakni kondisi sangat kritis mencapai 2.662,49 Ha, kritis 11.903,82 Ha sementara agak kritis seluas 49.513,58 Ha. Luas hutan lindung di Bangka Belitung 154.862,23 Ha.

Yang terparah kondisi hutan produksi yang hampir setengahnya dalam poissi yang sangat mengkawatirkan. Total luas hutan produksi di Bangka Belitung 460.359,40 Ha, dimana saat ini sebesar 21.316,10 Ha kondisinya sangat kritis, 56.101,18 Ha kondisinya kritis ditambah 167.063 Ha dalam kondisi agak kritis.

"Kita sudah upayakan untuk mengembalikan hutan yang rusak. Sejumlah cara salah satu programnya seperti HTI dan HTR," kata Andri.

Diungkapkannya yang berbahaya pada saat kemarau adalah ancaman kebakaran di hutan. Namun di Bangka Belitung sejauh ini belum ada gejala tersebut.

"Sudah tiga tahun ini, tidak pernah terjadi kebakaran karena kekeringan. Kita masih dalam kategori lembab," tandas Andri.( teddymalaka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar