Selasa, 06 September 2011

35,41 Juta ha hutan bakal dijual


Pemerintah akan mempromosikan cadangan kawasan hutan produksi 35,41 juta hektare di Konferensi Hutan Indonesia pada 27 September 2011.
Kawasan hutan rusak itu dapat dipakai para investor untuk usaha pemanfaatan hasil hutan kayu.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan promosi kawasan 35.41 juta ha tersebut dapal menjadi satu langkah konkret mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 7% dan penurunan emisi 26% pada 2020.
"Optimalisasi hutan rusak untuk investasi HTI (hutan tanaman industri), baik untuk investasi fiber, biofuel, energi terbarukan, dan pangan. Kita juga buka silvo pastura. Sudah ada permennya dan sudah ada investornya di Sumatra Utara," tuturnya akhir pekan lalu.
Silvo pastura adalah pola penggunaan lahan hutan untuk penggembalaan ternak sapi. Pola inidiatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. 63/2009 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan Silvo Pastura pada Hutan Produksi.
Kementerian Kehutanan mencatat dari cadangan kawasan hutan produksi yang dapat dimanfaatkan 35,41 juta ha, porsi terbesar dicaplok kawasan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam (IUPHHK-HA) atau yang dulu disebut hak pen-gusahaan hutan (HPH) 13,22 juta ha. Adapun, kawasan hutantanaman industri 9,18 juta ha dengan lahan terbesar yakni 4,69 juta ha berada di Pulau Kalimantan.
Dampak penebangan
Menurut Hadi, pemerintah berinisiatif mendukung sustainable forest management (SFM) kepada pada pemegang izin HTI lewat Konferensi Hutan Indonesia.
"Kami ingin praktik SFM melalui pengurangan dampak penebangan untuk pemegang izin HTI yang ada, yang 226. Ditam-bah calon pemegang izin HPH baru dan investor baru."
Data Kemenhut mencantumkan kawasan pemanfaatan hasil hutan kayu di restorasi ekosistem 7,46 juta ha dan di HTR 5.53 juta ha. Di empat kawasan tersebut- hutan alam. HTI, restorasi ekosistem, dan HTR-para pemegang izin dapat memanfaatkan kayu sekaligus menekan degradasi hutan.
"Sekarang kayu di hutan alam bernilai eksotik, lebih mahal nilainya karena sudan jarang. Ma-laysia sudah tidak ada. Tinggal Indonesia. Untuk inti bisnis plywood, LVL \lamiiuiiiil verna lumber}. Dibuka untuk menekan degradasi, tetap ada karbon stok tertinggi di hutan." ujar II.uli
Investasi di kawasan hutan 35.41 juta ha dan sustainable forest management merupakan dua dari lima inisiatif besar Pemerintah Indonesia. Lainnya, yakni kebijakan bebas pembakaran hutan, konservasi, dan reforestasi hutan rusak dan gambut.
Hadi memaparkan reforestasi hutan rusak dan gambut butuh bantuan perusahaan swasta Nlewat program corporate social responsibility. "Sekarang |pakai| APBN, tapi tidak cukup. Makanya pakai CSR. Itu yang mau kita bawa dalam konferensi. Kfta tidak pernah rusak hutan yang bagus lagi kalau sudah moratorium," katanya.
Pada 27 September 2011 di Jakarta. Center for International Forestry Research bersama kelompok bisnis, LSM, badan pembangunan dan pemerintah, meng-gela. konferensi bertema Hutan Indonesia. 02) [mlaksi@bisnis.co.ld)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar