Rabu, 06 Juli 2011

Kayu itu Mirip dengan Emas dan Berlian "Karena itu, ayo Menanam! Banyak Pohon Banyak Rezeki"

Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, SE.MM

Mengurus hutan, menghijaukan negeri, memastikan kelestarian hutan, dan memberdayakan publik untuk terus menanam pohon, rupanya tidak lepas dari benaknya. Selama berkunjung di Solo, suami Soraya ini tetap saja berkicau soal hutan, hutan dan hutan. Termasuk saat berbincang dengan wartawan Jawa Pos Group di sana, dia memberi teka-teki tentang investasi yang paling menggiurkan saat ini
Bukan deposito, bukan pula reksa dana, apalagi investasi yang belum jelasjuntrungnya Ada bentuk investasi yang lebih pasti, dengan bunganya paling besar di dunia! Jauh berlipat dari rate suku bunga yang dipatok Bank lndo-nesia. Apa itu? "Menanam pohon! Contoh yang paling gampang tumbuh dan berkembang, bibit Albasia atau Sengoa Bibit yang 50-60 cm itu hanya Rp 1.000,-per batang. Ditanam 5 tahun harganya bisa Rp 500 ribu sampai Rp 800 ribu per batang! Mau dihitung dengan kalkulator jenis apapun, bunganya tak akan ada yang lebih tinggi lagi," kata Bang Zul -sapaan akrab Zulkifli Hasan-itu
Biaya perawatan tidak sulit tanah dan unsur hara di Indonesia sudah memenuhi syarat untuk hidup suburnya Sengoa Penjualan sangat mudah bahkan belum sampai lima tahun saja sudah banyak pembeli yang menawar. Kayu itu mirip dengan emas dan berlian. Semakin lama semakin mahal dan semakin langka. "Karena itu, ayo menanam! Banyak pohon banyak rezeki!" ucap bapak empat anak ini
Dia berkali-kali memuji Solo, dengan program penghijauan yang sangat khas. Dia menyebut ini sebagai local wisdom yang bisa dicontoh oleh daerah lain di Indonesia Solo mencanangkan pro-gram mengganti pagar tembok dengan pagar tanaman. Sebuah ide yang baik, karena itu menandakan bahwa keamanan kota itu semakin membaik. Lalu, komitmen terhadap penghijauan juga semakin kuat. "Publik makin menyadari menanam pohon itu bisa dilihat sebagai bentuk investasi yang menjanjikan," ucapnya.
Zulkifli menjelaskan fakta, bahwa 50 persen kebutuhan kayu di Indonesia dipenuhi dari pulau Jawa. Masyarakat
Jawa sudah memiliki naluri untuk menanam di setiap jengkal tanah dengan pepohonan yang bermanfaat Di sekitar pekarangan pun mereka berdayakan. "Sosialisasi ke publik inilah yang terus kami jaga, bersama pemerintah daerah, baik gubernur maupun bupati. Termasuk untuk menjaga kondisi hutan di Pulau Jawa," ungkap mantan anggota Komisi VI DPR RI itu
Keberadaan hutan lindung (yang berada di bawah koordinasi Gubernur), ka-ta dia. harus memperoleh perhatian ekstra Kawasan itu merupakan resapan air yang berdampak panjang. Kementerian Kehutanan sendiri tengah mengembangkan hutan industri dan hutan rakyat "Hutan industri itu dikelola oleh pengusaha Semetara hutan rakyat itu dikelola masyarakat sendiri," ujarnya. Hutan tanaman industri (HTI) merupakan sebidang kawasan yang sengaja ditanami dengan tanaman industri (terutama Kayu) dengan tipe sejenis. Tujuannya menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat dieksploitasi tanpa membebani hutan alami
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (IUPHHK HTI) merupakan izin yang diberikan oleh Menhut pada kawasan hutan produksi yang sudah tidak produktif. Tanaman yang dihasilkan dari IUPHHK-HTI merupakan asset pemegang izin usaha dan dapat dijadikan agunan sepanjang izin usahanya masih berlaku.
Pemerintah juga mengeluarkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK HTR). Izin ini dapat diberikan kepada perorangan atau koperasi, dengan luas maksimum 15 Ha untuk setiap pemohon perorangan Bagi koperasi, luas HTR dapat disesuaikan dengan kemampuan usahanya Untuk mendukung program ini. pemerintah memberikan pinjaman kepada pengelola HTR melalui Badan Layanan Umum Pembiayaan Pembangunan Hutan.
Secara umum, jelas Zulkifli, pola pemanfaatan kawasan melalui HTR ini mirip dengan kegiatan HTI (merupakan HTI skala kecil), yakni meliputi penyiapan lahan pembibitan penanaman pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran Kawasan hutan produksi untuk HTR umumnya adalah hutan produksi yang sudah tidak produktif, dan diutamakan dekat dengan industri pengolahan hasil hutan Satu sisi memang Iata tidak bisa mengelak terkait industri kayu Tapi jangan sampai mengalahkan penghijauan itu sendiri Inilah kenapa kita terus bekerja keras menjaga kelestarian hutan* katanya
Menyulap tembok rumah menjadi tanaman, sekecil apapun program itu bermakna besar buat penghijauan di negeri ini Dari Solo, kesadaran menanam pohon itu semoga menasional dan menjadi kekayaan budaya negeri, (by)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar